Senin, 25 Oktober 2010

Badan Kehormatan DPR yang Tidak Terhormat 'Plesiran' ke Yunani

Jakarta - Setelah sejumlah Komisi DPR RI bertolak untuk studi banding 'pelesiran' ke beberapa negara, kini giliran Badan Kehormatan (BK) DPR juga akan melakukan hal yang sama. Selama enam hari, dijadwalkan 8 anggota BK DPR akan studi banding ke Yunani. Delegasi yang dipimpin Wakil Ketua BK Nudirman Munir, menurut rencana akan berangkat pada 23 Oktober 2010 mendatang.
Nudirman mengatakan, Yunani menjadi pilihan karena dinilai sebagai negara demokrasi tertua di dunia. "Kami perlu melakukan pembandingan bagaimana tentang tata beracara, etika senator di sana. Mereka sudah lama membentuk Badan Kehormatan, yaitu sejak zaman Romawi kuno," kata Nudirman di gedunG DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (19/10/2010).
Menurut Nudirman, informasi mengenai peraturan dan tata cara BK DPR di Yunani tidak bisa dipelajari melalui internet. "Enggak bisa dilihat di internet. Coba buka di internet ada enggak aturan Badan Kehormatan di Yunani seperti apa?" ujarnya beralasan.
Pengalaman studi banding ke luar negeri, lanjut Nudirman, diperlukan agar bisa berkaca pada praktik di negara lain. Menurutnya, pengalaman tersebut bisa menjadi masukan bagi penerapan di dalam negeri. "Dengan melihat langsung, kita akan lebih kuat. Kita harus lihat bagaimana keadaan di luar. Agar kita enggak dikibulin lembaga swadaya masyarakat (LSM). Katanya, di negara sana begini, begini. Kita mau lihat kenyataan," kilah politisi Golkar ini.
"Kenapa LSM bisa ke sana, kita kok dilarang? Apa karena mereka dibiayai asing? Terus kita karena dibiayai rakyat diprotes?" imbuhnya pula.
Selain Nudirman, para anggota BK DPR yang akan berangkat ke Yunani adalah Chairuman Harahap (Fraksi Partai Golkar), Salim Mengga dan Darizal Basir (Fraksi Partai Demokrat), Anshari Siregar (Fraksi PKS), Abdul Rozak Rais (Fraksi PAN), Usman Djafar (Fraksi PPP) dan Ali Maschan Moesa (Fraksi PKB).
Berbeda sikap dengan delapan anggotanya, Ketua BK DPR Gayus Lumbuun justeru menolak berangkat ke Yunani untuk belajar etika dan disiplin. Anggota DPR dari Fraksi PDIP ini berpendapat bahwa kunjungan ke Yunani itu tidak ada manfaatnya dan anggarannya besar miliaran rupiah. “Hati nurani saya menolak kegiatan itu karena anggarannya cukup besar,” paparnya.
Gayus mengaku telah mengetahui rencana lawatan ke luar negeri tersebut. Meski kegiatan itu tidak menyalahi aturan tetapi tidak ada manfaatnya. “Karena BK tidak legitimate. Jadi, baru ada tujuh fraksi yang mewakili di BK. Ada dua fraksi lagi yang memiliki hak, tetapi tidak direspons. Pokoknya, saya lihat tidak ada manfaatnya,” ungkap Ketua BK. (*/Kompas/red)
http://www.jakartapress.com/www.php/news/id/16341/Giliran-BK-DPR-Plesiran-ke-Yunani.jp

Jumat, 08 Oktober 2010

Proaktif Menyeru Pada Islam: Salah Seorang Peserta Menyatakan Diri Masuk Islam usai Konferensi



Syabab.Com - Meskipun ditentang oleh para politisi oportunistik, Konferensi tahunan yang digelar oleh Hizbut Tahrir Skandinavia, Ahad, 3 Oktober 2010 sukses besar. Banyaknya masyarakat yang hadir pada konferensi menunjukkan minat yang besar pada konferensi yang bertema "Peran Muslim di Barat" tersebut. Sekitar 1500 orang baik dari Denmark, Swedia, Belanda, dan Inggris ikut serta dalam konferensi tersebut.


Selain itu, konferensi ini diikuti oleh para pengunjung melalui siararan live streaming internet, dan mereka memberikan kontribusi melalui komentar dan pertanyaan dari beberapa negara seperti Mauritinia, Libanon, Sudan dan lain-lain.

Chadi Freigeh, perwakilan media Hizbut Tahrir Skandinavia mengakatan, "Meskipun seruan dari para politisi populis untuk memboikot konferensi, kami menyaksikan kehadiran warga negara Barat non Muslim yang banyak telah memperkaya konferensi dengan pertanyaan-pertanyaan mereka dan komentar. Melalui besarnya kehadiran mereka, membenarkan bahwa mereka membenci para politisi yang gagal dalam menghilangkan kemunkinan membuka perdebatan faktual tentang Islam."

Jadi konferensi ini merupakan salah satu contoh praktis yang memberikan pesan untuk memulai produktif dan proaktif dibandingkan dengan orang Barat, untuk menjelaskan Islam dan memperkenalkan pandangan Islam tentang permasalahan saat ini.

"Karena itu kami ingin menyampaikan kabar baik, di akhir acara, para peserta yang menghadiri konferensi mendapatkan kekuatan dari seruan Islam, salah satu tamu memilih untuk memeluk Islam dan menyatakan syahadat Islam di tempat," papar Chadi Freigeh.

"Kami memohon kepada Allah Swt. untuk memperkuat keyakinan setiap Muslim dan membuat kita semua menjadi hamba yang taat pada Islam," ujar Freigeh seraya beryukur kepada Allah atas pertolongan-Nya yang telah menjadikan kesuksesan besar dalam acara tersebut. [m/z/htdk/syabab.com]

Tari Perut Tentara Israel Lecehkan Tahanan




Video tentara Israel menari perut sembari mengelilingi seorang tahanan perempuan Palestina yang diikat dan ditutup matanya jadi hits di laman video sharing, YouTube. Video ini telah ditonton lebih dari 53,751 orang.

Seperti dimuat laman News.com.au, video ini diunggah sekitar dua tahun lalu. Namun, klip tersebut baru ditayangkan Senin lalu di televisi Israel, Channel 10.

Video ini menunjukkan seorang prajurit pria meliuk-liukkan tubuhnya mengikuti irama rancak sebuah lagu Arab bak seorang penari perut. Sementara itu, si tahanan perempuan yang mengenakan jilbab berdiri merapat ke dinding. Tanggannya terikat di depan, dan kain putih menutupi matanya.

Tentara yang berkaca mata hitam tertawa-tawa dan berulang kali mendekat perempuan. Sementara dari gerak mulutnya, si tahanan perempuan seperti mengucapkan "Allahu Akbar" berkali-kali.

Video itu diberi judul 'Israeli soldier catch Arab terrorist (he dance on her). Funny' atau 'tentara Israel menangkap teroris Arab (dia menari di dekat si perempuan). Lucu'. Durasinya lebih dari satu menit.

Munculnya video tentara menari itu memunculkan reaksi keras dari otoritas nasional Palestina (PNA). "Klip ini mengungkapkan bahwa praktik tindakan tak manusiawi tentara Israel pada tahanan Palestina masih berlangsung," kata Essa Karak, Menteri Urusan Tahanan Palestina, seperti dimuat situs Bernama. PNA akan mengajukan gugatan pada prajurit yang muncul dalam rekaman yang dinilai menunjukkan perilaku fasis tentara Israel.

Menanggapi video tersebut, militer Israel merilis pernyataan mengecam tindakan prajuritnya tersebut. Militer Israel juga berjanji untuk menerapkan berbagai langkah untuk mengurangi tindakan seperti itu dengan cara memberi arahan, perintah, dan hukuman jika diperlukan.
http://dunia.vivanews.com/news/read/181350-tari-perut-tentara-israel-lecehkan-tahanan


artikel terkait..:

Kisah Wanita Palestina Disiksa dan Diperkosa Tentara Israel

Melahirkan dengan tangan dan kaki diborgol. Tentu saja sangat merepotkan. Itulah yang dialami Amimah Al Agha, seorang wanita Palestina. Ia ditangkap Israel, lalu dijebloskan ke penjara Al Majdal.

Amimah awalnya tak tahu bahwa dirinya hamil. Tiba-tiba ia merasa perutnya mules. "Saya lalu memeriksakan diri ke rumah sakit di penjara," kata Amimah.

Saat kontrol itu, tangan dan kaki Amimah dalam keadaan diborgol. Dan itu berlangsung hingga menjelang detik-detik kelahiran. Dokter yang membantu persalinannya meminta agar borgolnya dilepas, tetapi petugas penjara melarangnya. Terjadilah perdebatan di antara keduanya. "Akhirnya, borgol di kaki saya dilepas, sedangkan tangan saya tetap terikat di tempat persalinan," tutur Amimah.

Wanita yang sedang bertaruh nyawa ini melahirkan tanpa ditemani oleh siapapun, dan petugas penjara tidak mengizinkannya menyampaikan berita kelahiran ini kepada keluarga.

Setelah melewati banyak kesusahan, lahirlah seorang bayi perempuan. Undang-undang yang berlaku di Israel melarang anak perempuan itu keluar penjara dan hidup di lingkungan normal, sehingga selama 2 tahun bayi itu menjalani hidup bersama Amimah di penjara.

Amimah tidak sendirian. Samr Shabih (22), yang tinggal di kamp Jabaliya Gaza, mengalami kejadian serupa. Pada 2005 Israel menahannya dalam keadaan hamil 2 bulan. Memahami dengan baik kondisi mental wanita hamil, serdadu Israel mengancam hendak menggugurkan janinnya jika enggan bekerja sama saat diinterogasi. Interogasi itu berlangsung selama 66 hari, dan tiap harinya memakan waktu 18 jam nonstop.

Dokter di penjara menyatakan bahwa ia tidak bisa melahirkan dengan cara normal, kecuali dengan jalan operasi medis. Akhirnya dengan penjagaan ketat, ia melakukan proses persalinan. Ikatan tangan dan kaki tidak dilepas, kecuali hanya dalam setengah jam ketika menjalani operasi. Tahun 2006 ia dibebaskan, tanpa proses pengadilan.

Tak cukup memborgol dan mengancam, tentara Israel juga melakukan penyiksaan secara fisik. Adalah Maha Awad (22) yang ditahan pada November 2004. “Tentara Israel menendang saya, hingga mengalir darah dari mulut saya. Sedangkan tentara lainnya mengancam akan memperkosa saya,“ kata Maha.

"Tidak hanya itu, kondisi tahanan pun amat memprihatinkan. Disamping tempat tidur yang basah, tempat buang air pun berada di samping tempat tidur. Persediaan air terbatas, dan kalau saya meminta air, maka seorang petugas mengencingi gelas dan menyodorkan ke hadapan saya seraya menyuruh saya meminumnya," tutur Maha.

Masih ada lagi penderitaan lain. "Makanan yang diberikan kepada saya kotor dan sudah dikerubuti banyak lalat," ungkap wanita Nablus, yang ditahan selama lebih dari 3 tahun.

Kesulitan ketika berada dalam masa interogasi juga dirasakan oleh Iman Ahras, yang dipenjara oleh Israel selama 4 tahun. "Saya terikat di kursi selama 3 hari berturut-turut. Tidak makan, tidak minum, tidak tidur, serta tidak pergi ke toliet," ungkap wanita yang dituduh hendak melakukan bom bunuh diri itu. Iman kemenakan Ayat Ahras, wanita pelaku bom bunuh diri pada tahun 2002.

Tidak jauh berbeda dengan yang dialami Samir Kan'an (26). Sebagaimana dilansir oleh organisasi Nadi Al Asir Al Filistini (Komunitas Tahanan Palestina) pada 16/8/2008. Para tentara Israel mendatangi rumahnya yang berada di kota Nablus, di tengah malam. Mereka mengepung rumah dan menggedor pintu. Ketika ia membuka pintu, mereka langsung menanyai macam-macam dan melarangnya mengenakan pakaian yang layak. Ia kemudian dibawa oleh para serdadu Israel dengan tetap memakai pakaian tidur, tanpa menjelaskan alasan penangkapan.

Sesampai di tahanan, "Mereka menempatkan saya di sel yang sempit yang hanya berukuran 2 meter persegi, kotor, dingin dan tidak ada ventilasi. Ada lubang di lantai, yang digunakan untuk buang air, yang baunya amat busuk. Dinding berwarna abu-abu sudah rusak, sehingga untuk bersandar saja tidak bisa. Selama interogasi, saya tidak mengerti, waktu siang atau malam. Apalagi suara buka-tutup sel yang memekakkan telinga, seringkali terdengar, sehingga kepala ini rasanya mau pecah," cerita Samir yang orangtuanya tinggal di Libanon ini..

Saat itu tidak ada yang tahu nasib Samir, karena keluarga dan pengacara sekalipun tidak bisa menemuinya, kecuali setelah 26 hari. Disamping dimasukkan ke sel sempit, para serdadu selalu mengancam akan mengasingkannya, jika tidak mau menjawab pertanyaan mereka. Akhirnya pada hari ke 35 wanita ini dibebaskan, dengan uang tebusan 5000 shekel atau sekitar 4,7 juta rupiah, dan ia dinyatakan tidak bersalah!

Kisah yang memilukan mengenai tahanan wanita Palestina juga pernah dipublikasikan oleh Islamonline.net (20/5/2004). Seorang tahanan wanita yang baru bebas yang enggan dipublikasikan namanya menyatakan bahwa ia melihat labih dari 15 tahanan wanita Palestina di penjara Israel telah mengalami perkosaan pasca interogasi. "Para interogator menggunakan cara ini sejak lama," katanya

Wanita yang ditahan pada 1989 ini mengisahkan, "Para interogator dan intel suka mengambil gambar perkosaan dengan kamera video, dan gambar itu digunakan untuk menekan tahanan wanita lainnya agar mengaku. Saya mengalami perkosaan dan pada saat itu mereka juga mengambil gambarnya. Setelah saya bebas dan mencoba untuk melakukan perjalanan ke Yordan, seorang intel menunjukkan foto-foto itu."Hal itulah yang menyebabkan banyak kasus pelecehan yang tidak segera terungkap ketika seorang tahanan wanita Palestina dibebaskan. "Pihak penjara Israel mengancam akan menyebarkan foto-foto itu jika berani berbicara tentang perkosaan di penjara kepada pers dan publik," kata perempuan yang telah mendekam di penjara Israel salam 9 tahun ini. Hal inilah yang menyebabkan ia enggan disebut namanya oleh media.

Wanita-wanita di atas tidak sendirian. Sejak 40 tahun pasca penjajahan Israel, negeri biadab ini telah melakukan penangkapan terhadap 7000 ribu wanita Palestina, baik yang tinggal di Tepi Barat maupun Gaza. Dan dari hasil sensus Kementerian Urusan Tawanan Palestina, menunjukkan bahwa Israel sejak tahun 1967 hingga 2007 telah menahan kurang lebih 10 ribu wanita Palestina.

Dari jumlah itu, 700 wanita telah ditahan ketika intifadah pecah. Dari jumlah tahanan itu, kini masih tersisa 97 tahanan wanita, 93 berasal dari Tebi Barat, Al Quds, dan wilayah yang diduduki Israel pada tahun 1948, sedangkan sisanya berasal dari Gaza.

Salah satu wanita cukup terkenal yang masih mendekam di penjara Israel adalah Dr Maryam Shalih, yang ditangkap pada tanggal 12/11/2007. Ia wanita anggota parlemen Palestina, yang pertama kali ditahan oleh Israel. [Thoriq/Sahid/www.hidayatullah.com]

Mulia Bersama Islam, bukan dengan Demokrasi



ISLAM YANG TERAMAT INDAH

Islam paripurna yang menjadi rahmatan lil ’alam
Mencerahkan dunia dengan kemilau kejayaannya
Lebih dari 2/3 dunia selama 14 abad silam
Islam memayungi dunia dengan kemuliaan ajarannya
Tidak pernah ada pilihan untuk lahir di zaman ini
Tapi selalu ada pilihan untuk mau bangkit memperbaiki kondisi
Di tengah kegamangan dalam sistem yang ada
Panjatkan syukur ke hadirat Allah atas segala nikmat dan karunia-Nya
Yang telah menunjukan jalan mana yang harus tetap ditempuh

Islam yang teramat indah
Yang tak terjelaskan dengan jutaan kata
Yang tak tertuliskan dengan ribuan liter tinta
Yang tak tergambarkan oleh eloknya mentari senja di ufuk barat.

Hanya bersama Islam kemuliaan dapat kita raih
Hanya bersama Islam ummat ini akan sejahtera
Bukan dengan Demokrasi
Atau dengan sistem kuffur lainnya…



*Puisi tersebut dibacakan saat acara 'Liqo' Syawal' yang di selenggarakan DPD HTI kota malang pada 24 Syawal 1431 H / 3 Oktober 2010 M di Aula Universitas Gajayana Malang.

Rabu, 06 Oktober 2010

Metode Sahih Menegakkan Khilafah


 Imam Al-Qurthubi menyatakan, “Tidak ada perbedaan pendapat mengenai kewajiban tersebut (mengangkat khalifah) di kalangan umat dan para imam mazhab; kecuali pendapat yang diriwayatkan dari al-’Asham—yang tuli (‘asham) terhadap syariah—dan siapa saja yang berkata dengan pendapatnya serta mengikuti pendapat dan mazhabnya” (Al-Qurthubi, Tafsîr al-Qurthubi, 1/264).
Permasalahan berikutnya adalah bagaimana metode (thariqah/manhaj) penegakan Khilafah? Metode (thariqah/manhaj) haruslah digali dari Rasulullah saw. Setiap perjuangan yang menyimpang dari metode Rasulullah saw. hanya akan berakhir dengan kegagalan.
Siapapun yang melakukan penelaahan mendalam terhadap sirah Nabi Muhammad saw. akan menemukan bahwa beliau menempuh tiga tahapan dalam mewujudkan pemerintahan Islam di Madinah.


1. Tahap Pertama: Kaderisasi (Tatsqif).


Sejak beliau mendapatkan wahyu, beliau diperintahkan untuk menyampaikannya kepada masyarakat. Misalnya, ketika Allah SWT menurunkan QS al-Muddatsir ayat 1-2, bersegeralah sang Nabi terakhir itu mengajak masyarakat untuk memeluk Islam. Beliau menyampaikan Islam kepada istrinya, Khadijah ra. Kemudian, disampaikan pula kepada sepupunya Ali bin Abi Thalib ra., maulanya Zaid, sahabat beliau Abu Bakar ash-Shiddiq ra., dan masyarakat secara umum.
Beliau bukan sekadar mengajak mereka masuk Islam, melainkan ditindaklanjuti dengan membinanya. Beliau membina kaum Mukmin di rumah Arqam bin Abi al-Arqam (Dar al-Arqam). Di rumah Arqam itulah Rasulullah saw. menempa para Sahabat, mengajarkan Islam kepada mereka, membacakan al-Quran kepada mereka, menjelaskannya, memerintahkan mereka untuk menghapal dan memahami al-Quran. Setiap kali ada yang masuk Islam, langsung digabungkan ke Darul Arqam.
Di sinilah Nabi saw. melakukan dua hal. Pertama: pembinaan akidah dan syariah hingga terbentuk para kader berkepribadian Islam. Kedua: pengorganisasian Sahabat sehingga membentuk kelompok dakwah yang secara solid dan berjamaah bergerak di tengah masyarakat. Bukan hanya Nabi saw. seorang diri yang melakukan pembinaan, para Sahabat lain pun mencari dan membina orang yang baru masuk Islam. Sebagai contoh, beliau pernah meminta Khubbab bin al-Arts untuk mengajarkan al-Quran kepada Zaenab binti al-Khaththab dan suaminya, Said, di rumahnya.
Bila dilihat dari kacamata modern apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw ini merupakan pembinaan intensif (tatsqif murakkaz). Pembinaan intensif ini dilakukan untuk membentuk kader yang berkepribadian Islam dan siap berjuang.
Secara praktis pembinaan intensif ini diawali dengan melakukan kontak individual. Dulu, Abu Bakar Shiddiq ra. mengontak keluarga dan kawan-kawannya, di antaranya Utsman bin Affan. Lalu disampaikan Islam kepadanya. Begitu juga setiap orang harus melakukan kontak individual untuk menyampaikan dakwah. Setiap aktivis dakwah sejatinya mempunyai daftar nama mulai dari kerabat, kawan dan tetangga untuk dikontak dan disampaikan Islam kepada mereka. Materi yang disampaikan tentu bergantung pada kontakan; bisa akidah, syariah, akhlak atau perkembangan terkini dilihat dari kacamata Islam.
Sebagaimana Nabi saw., tidak cukup sebatas orang tersebut menerima Islam sebagai pedoman hidupnya. Orang tersebut perlu dibina hingga menjadi pengemban dakwah. Umumnya, pengkaderan demikian efektif dijalankan dalam bentuk halqah. Di dalam halqah dilakukan pembinaan dengan kurikulum yang jelas, buku-buku kajian tertentu yang ditetapkan, serta metode talaqqi sehingga kesinambungan gagasan terjaga. Di sinilah setiap kader ditempa pemahaman Islam, kepribadian Islamnya, ibadah, ketaatan, kedisiplinan, pengorbanan, kejamaahan, dll. Lahirlah kader yang mujahid (pejuang) sekaligus muta’abbid (ahli ibadah), mufakkir (pemikir) sekaligus siyasi (politisi).
Selain itu, Nabi saw. pernah menyampaikan Islam dengan cara mengumpulkan masyarakat di Bukit Shafa, juga mengundang makan bersama; dalam konteks sekarang ini merupakan pembinaan umum (tatsqif jama’i). Kalau dulu di Bukit Safa atau di kebun kurma, maka saat ini tatsqif jama’i dilakukan dengan seminar, kajian di masjid, kuliah zuhur, pesantren Ramadhan, training, pengajian perkantoran, dll. Harapannya, dari aktivitas tersebut dapat terjaring orang-orang yang bertekad kuat menjadi kader dakwah dan masuk dalam pembinaan intensif.

2. Tahap Kedua: Membangun Kesadaran Umat (Tafa’ul Ma’al Ummah).

Tidak semua anggota masyarakat dapat dan mau menjadi kader dakwah. Karenanya, perlu ada penumbuhan kesadaran kolektif umat bagi kalangan tersebut. Pegiatnya adalah para kader dakwah yang terorganisir rapi yang terbina dalam pembinaan intensif tersebut. Untuk menumbuhkan kesadaran itu perlu ditempuh beberapa hal secara bersamaan, yaitu:
1. Pergolakan Pemikiran (ash-Shira’ al-Fikri). Rasulullah saw. senantiasa melakukan pergolakan pemikiran terhadap gagasan/ide/pandangan yang sifatnya tetap. Ini umumnya merupakan pemahaman (mafahim), tolok ukur (maqayis) atau keyakinan (qana’at). Misalnya, beliau menyuarakan secara lantang realitas tuhan kaum kafir seperti ayat Allah SWT (yang artinya): Sesungguhnya kalian dan apa (berhala) yang kalian sembah adalah umpan neraka Jahanam (QS al-Anbiya’ [21]: 98). Beliau juga menentang sikap hidup kafir Quraisy yang merasa aib bila memiliki bayi perempuan hingga harus membunuhnya.
Untuk saat ini, segala gagasan/ide/pandangan yang merupakan akidah kufur harus ditentang dan dijelaskan kebatilannya. Misalnya, sekularisme, pluralisme dan liberalisme merupakan ide yang harus di tentang. Begitu juga gagasan cabang yang lahir darinya seperti demokrasi, hak asasi manusia, kesetaraan gender, dll. Caranya, dengan menjelaskan kebatilan dan bahaya hal-hal tersebut bagi Islam dan umatnya dalam berbagai kesempatan. Bila hal ini dilakukan terus-menerus masyarakat akan dapat memahami mana ide-ide kufur yang berada di tengah umat Islam. Mereka tidak mau diatur oleh sistem tersebut. Sebaliknya, mereka menuntut penerapan Islam.
2. Perjuangan Politik (al-kifah as-siyasi). Aktivitas al-kifah as-siyasi merupakan aktivitas yang ditujukan untuk menyikapi realitas politik kekinian, yang terjadi pada saat tertentu. Pada zaman Rasulullah saw. pernah ada suatu realitas: mengurangi timbangan sudah menjadi kebiasaan. Untuk menyikapi hal tersebut, Allah SWT menurunkan QS al-Muthafifin yang diserukan oleh Rasulullah saw. di tengah masyarakat. Pada saat kaum kafir meminta agar Nabi saw. menunjukkan mukjizat seperti para nabi terdahulu dan meminta agar Nabi saw. berdoa hingga harga yang melambung tinggi menjadi turun, dijawab dengan telak dalam QS al-A’raf [7] ayat 188. Begitu juga kebiasaan mereka menjerumuskan budak wanita dalam pelacuran (semacam trafficking sekarang) disikapi oleh Nabi saw. dengan menyampaikan QS an-Nur [24] ayat 33. Masih banyak peristiwa lain.
Saat ini, setiap kejadian/peristiwa politik kekinian yang bertentangan dengan Islam dan merugikan umat Islam perlu dilakukan kifah siyasi. Misalnya, kelompok Islam harus melakukan aktivitas kifah siyasi pada saat pemerintah menaikkan harga BBM, tarif dasar listrik, mensahkan RUU Kelistrikan, RUU Migas, RUU Sumberdaya Air, RUU Penanaman Modal, dll. Begitu juga saat terjadi peristiwa politik internasional seperti tragedi Mavi Marmara oleh Israel baru-baru ini. Langkahnya dengan membuat tulisan, buletin, pers rilis, delegasi ke DPR, mendatangi menteri, mendatangi Presiden, dll. Lalu dijelaskan bahaya dan kerugian yang akan diderita rakyat serta pertentangannya dengan syariah Islam kepada masyarakat di berbagai forum. Bahkan bila diperlukan dapat dilakukan dengan demontrasi damai (masirah). Dengan ini semua, masyarakat sedikit demi sedikit akan tersadarkan.
3. Membongkar rencana jahat kaum kafir (kasyf al-khuthath). Rasulullah saw. sering menyampaikan wahyu terkait rencana jahat kaum kafir. Sebagai contoh, membongkar rencana tokoh Quraisy (seperti Abu Jahal, Abu Sufyan, Umayyah ibn Khalaf dan Walid bin Mughirah) yang berdiskusi di pusat kajian strategis mereka, Darun Nadwah, dengan memberikan cap negatif pada diri Rasulullah saw.; membongkar persekong-kolan kaum kafir dengan kaum munafik. Allah SWT membongkar rencana jahat ini dalam QS al-Mudatstsir [74] ayat 18-26.
Meneladani hal ini, dalam upaya penegakkan Khilafah, penting untuk membongkar makar negara kafir imperialis dan anteknya. Misalnya, rencana jahat AS di Irak, Afganistan, Pakistan dan Bangladesh perlu dijelaskan kepada masyarakat dalam khuthbah, kuliah subuh, pengajian ibu-ibu, dll. Masyarakat juga perlu dipahamkan tentang hakikat kunjungan Obama ke Indonesia yang hanya ingin lebih mencengkeramkan kakinya di negeri Muslim terbesar ini serta menghalangi bersatunya umat Islam dalam Khilafah; disamping untuk kepentingan minyak, gas, ekonomi, pangkalan militer, dan pembentukan lobi Yahudi-AS di Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai seminar, workshop, tablig akbar, dll; juga dengan mengirim delegasi ke ormas, LSM, partai politik, pesantren, DPR, Kementrian Luar Negeri, dll.
4. Penting juga untuk melakukan advokasi bagi kepentingan umat (tabanni mashalih ummah). Caranya, dengan melakukan advokasi bagi kepentingan umat. Misalnya, ketika ada pihak yang ingin melakukan yudisial review UU Penodaan Agama, maka perlu dilakukan perlawanan dengan menjadi pihak terkait dalam sidang di Mahkamah Konstitusi. Ketika terjadi malpraktik maka dapat dilakukan upaya pembelaan terhadap korban. Dilakukanlah advokasi terhadap pihak terkait, termasuk penguasa. Disampaikan solusi menurut Islam. Hal ini dilakukan sedemikian rupa sampai hasil yang diinginkan.
Jika semua aktivitas itu dilakukan secara intensif dan masif maka insya Allah dengan izin Allah SWT taraf berpikir umat akan makin meningkat. Pembelaan dan dukungan terhadap syariah dan Khilafah beserta para pejuangnya akan menggelontor. Sebab, di mata umat makin tampak siapa sebenarnya yang berjuang untuk membebaskan mereka dari penjajahan.

3. Tahap Tiga: Istilam al-Hukmi dengan Dukungan Ahlun Nushrah.

Pada saat kehendak dominan masyarakat menghendaki syariah dan Khilafah, maka masyarakat bersama dengan kelompok pejuang syariah dan Khilafah akan menuntut penguasa agar menegakkan Khilafah atau mundur seraya menyerahkan kepemimpinan kepada mereka. Umat tidak percaya lagi kepada penguasa maupun wakil mereka. Terjadilah kevakuman kekuasaan. Mereka yang terdiri dari tokoh-tokoh berbagai daerah dari berbagai kalangan dan organisasi membentuk semacam ahlul halli wal ‘aqdi untuk membaiat khalifah. Bila penguasa secara sukarela menyerahkan kekuasaan atas dasar kesadaran bahwa mereka sudah delegitimasi, tidak lagi dipercaya oleh rakyat, apalagi mereka berubah menjadi mendukung tuntutan masyarakat itu, maka ketika itu terjadilah penyerahan kekuasaan dari rakyat kepada penguasa baru (istilam al-hukmi). Mereka hanya tinggal mengumumkan ke publik, “Kami mundur dari kekuasaan ini karena sudah tidak lagi dipercaya rakyat sebagai pemilik kekuasaan tersebut.”
Namun sebaliknya, bila mereka tak mau melepaskan kekuasaan kufurnya, lalu menghadapi rakyat sebagai pemilik kekuasaan dengan kekerasan maka di sinilah pentingnya dukungan pemilik kekuatan (ahlul quwwah, ahlun nushrah) terhadap dakwah. Oleh sebab itu, sejak awal perlu adanya dukungan ahlun nushrah.
Mereka yang masuk ke dalam ahlun nushrah adalah setiap pemilik kekuatan, termasuk militer. Dengan adanya dukungan ahlun nushrah penyerahan kekuasaan akan terjadi dengan damai. Begitulah yang dialami oleh Nabi saw. saat menegakkan pemerintahan di Madinah.
Cara untuk meraih dukungan ahlun nushrah tidak lain dengan mendatangi dan mendakwahi mereka. Mereka adalah putra umat Islam. Tengoklah apa yang dilakukan Rasulullah saw. Selain aktif mendakwahi kabilah-kabilah di Makkah, beliau juga mendakwahi kabilah-kabilah di luar Makkah yang datang tiap tahun ke Mekah, baik yang datang untuk berdagang maupun yang hendak melakukan ibadah di sekitar Ka’bah. Beliau berdakwah di jalan-jalan, Pasar ‘Ukadz dan Mina. Di antara mereka ada sekelompok orang dari Madinah yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka para pemilik kekuatan di sana. Merekalah yang kelak menjadi ahlun nushrah bagi Nabi saw.
Ketika istilam al-hukmi telah terjadi, maka di tengah penguasa yang telah kehilangan legitimasinya, khalifah dengan dukungan rakyat mengumumkan tegaknya Khilafah. Penyelesaian peralihan kekuasaan dilakukan dalam tempo sesingkat-singkatnya sesuai dengan realitas politik waktu itu. Dengan teknik seperti ini penegakkan Khilafah akan berjalan secara alami. Wallahu a’lam. [hizbut-tahrir.or.id]

Pengikut